Fekunditas dan Analisis Isi Saluran Pencernaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

1.1. Latar Belakang
Biologi perikanan adalah suatu ilmu pengetehuan yang
mempelajari keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir ke
alam) kemudian makan, tumbuh, bermain, bereproduksi, dan akhirnya mengalami
kematian secara alami atau oleh karena factor lain. Pengetahuan itu akan
menguraikan tentang aspek – aspek biologi individu dari spesies ikan. Sehingga
pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan dasar ketika mendalami
pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembngan spesies ikan untk dikelola
menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan
di perairan alaminya (Pulungan, 2010).
Ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang
berdarah dingin (poikilothermal), hidup dalam air, gerakan dan keseimbangan
badannya terutama menggunakan sirip, dan umumnya bernapas dengan insang.
Sebagian besar ikan hidup di perairan laut sedangkan sebagiannya di perairan
darat ( 2001).
Fekunditas
adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang telah matang
gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu memijah. Pengetahuan tentang
fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting artinya untuk
memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan dihasilkan oleh
individu ikan pada waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk
memprediksikan berapa jumlah stok suatu populasi ikan dalam lingkungan perairan
(Heriyanto, 2011).
Menurut Nikolsky (1967) jumlah telur yang terdapat dalam
ovarium ikan dinamakan fekunditas individu. Dalam hal ini ia memperhitungkan
telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya
harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan
kesempatan yang sama. Bila ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan
dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah
(Wahyuningsih dan Barus, 2006).
Di alam, pemijahan (spawing) dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan (eksternal) misalnya : hujan, habitat, oksigen terlarut, daya hantar
listrik, cahaya, suhu, kimia, fisika air, waktu (malam hari) dan lain – lain.
Kondisi lingkungan ini akan mempengaruhi kontrol endokrin untuk menghasilkan
hormon – hormon yang mendukung proses perkembangan gonad dan pemijahan (Fujaya,
2004). Faktor – faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah telur yang akan
dihasilkan (Heriyanto, 2011).
Dalam
mempelajari Biologi Perikanan kita
menganalisa isi saluran pencernaan pada ikan yang terdiri dari mulut,
oesofagus, lambung, intestinum, dan anus. Menurut Effendi (1972). Menyatakan
bahwa alat pencernaan pada ikan meliputi mulut, rongga mulut, pharynk,
esophagus, intestinum, dan anus. Organ yang melengkapi pencernaan makanan yaitu hati (hepar), dan pancreas yang
menghasilkan getah kelenjar langsung kedalam sisitem ini. Selain organ
tersebut, pada beberapa ikan dilengkapi dengan pyloric caeca yang jumlahnya
bervariasi pada bebagai ikan.
Salah satu
jenis ikan air tawar yang potensial untuk dikembangkan ialah ikan nila. Ikan
ini merupakan salah satu spesies yang mampu beradaptasi terhadap kondisi
perairan yang marginal, seperti derajad keasaman perairan yang relatif rendah
dan adanya dominasi ikan-ikan yang yang sering menimbulkan masalah di perairan
umum. Disamping itu ikan nila umumnya jarang terserang penyakit atau parasit.
Kalaupun ada penyakit yang menyerang tidaklah berbahaya (Hardjamulia, 1978).
Ikan ini juga merupakan salah satu ikan ekonomis penting yang ada di perairan
tawar (Djajadirredja, et al, 1977).
1.2. Tujuan
Tujuan dari pratikum tingkat kematangan gonad ini adalah
untuk mengetahui tingkat kematangan gonad menurut CASSEI (dalam sannin 1987).
Dan juga untuk mengetahui cara menghitung nilai fekunditas dan diameter telur
dari setiap jenis ikan yang diidentifikasi yaitu ikan nila. Untuk mengetahui ciri-ciri
seksual primer dan ciri-ciri seksual sekunder pada ikan betina ataupun ikan
jantan.
Pada pratikum analisa isi saluran pencernaan
ikan untuk mengetahui makanan apa yang di makan oleh ikan tersebut dan berapa
daya tampung isi pencernaan ikan tersebut. Dan juga untuk mengetahui secara
umum makanan alami ikan.
1.3
Manfaat
Manfaat dari pratikum ini adalah mengetahui tingkat
kematangan gonad dari ikan berdasarkan ukuran dan berat ikan tersebut. Pada
bagian fekunditas manfaatnya sebagai
latihan praktek bagi mahasiswa dalam menghitung nilai fekunditas dan diameter
telur dari setiap jenis ikan, dan untuk mengetahui plankton apa saja yang
terkandung dalam usus ikan tersebut.

Dalam proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian
besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad semakin
bertambah berat diimbangi dengan bertambah besar ukuran ikan
(Effendi,1979 dalam Imeilda, 2008).
Gonad adalah organ reproduksi yang
berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet).Gonad yang terdapat pada tubuh ikan
jantan tersebut disebut testes yang berfungsi menghasilkan spermatozoa,
sedangkan yang terdapat pada individu ikan betina disebut ovari berfungsi
menghasilkan telur (Pulungan et al, 2013).
Perkembangan
gonad di dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas
makanan yang dimakan juga kondisi lingkungan perairan seperti suhu yaitu pada
saat gonad sedang dalam proses pengembangannya. Gonad yang berkembang di dalam
tubuh individu ikan akan mempengaruhi pertambahan berat tubuh
(Pulungan et. al, 2013).
Gonad pada ikan akan mengalami perkembangan seiring dengan
perkembangan organ reproduksi ikan tersebut. Perkembangan gonad ikan dapat
menjadi acuan untuk mengetahui kapan ikan akan memijah, lama waktu pemijahan dan
frekuensi pemijahan pada ikan selain itu dapat juga diketahui kemungkinan
populasi ikan yang akan hidup di perairan (Effendi, 2002).
Pematangan sel telur dapat dilakukan dengan member
rangsangan hormonal yang sesuai akan menyebabkan bertambahnya diameter telur
oosit karena penyerapan cairan lumen dan selanjutnya terjadi ovulasi ( Sapriana,
2008).
Ovari ikan telestoi berstruktur sepasang, menempel pada
kedua dinding tubuh bagian punggung oleh suatu mesovarium telur. Seluruh
struktur diliputi selaput peritoneum tipis dan bentuk memanjang (Anto Waluyo
,2009).
Nilai fekunditas suatu individu ikan sangat bervariasi
karena dipengaruhi oleh umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah dari
makanan yang dimakan serta sifat ikan, kepadatan populasi, lingkungan hidup
dimana individu ikan itu berada dan faktor fisiologi tubuh dari individu ikan
itu sendiri sangat mempenga-ruhi nilai fekunditasnya. Selain itu diameter relur
juga berpengaruh terhadap nilai fekunditas dari suatu individu ikan, semakin
besar ukuran diameter telur maka akan semakin kecil nilai fekunditasnya dan
semakin kecil diameter telur maka akan semakin besar nilai fekunditasnya.
Ukuran diameter telur dari setiap individu ikan sangat bervariasi. Hal ini
tergantung dari jenis individu ikan itu sendiri ( 2012).
Menurut Pulungan (2006) metoda
penghitungan telur ada beberapa, antar lain: Metoda Jumlah, Metoda Volumetrik,
Metoda Grafimetrik dan Metoda Von Bayer. Dalam
pengawetan telur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan bahan
pengawet yang terdiri dari larutan formalin serta larutan Gilson. Kemudian
melalui pendinginan, ini merupakan cara yang baik dalam mencegah pembusukkan
telur dalam ovary. Kemudian dalam metoda penghitungan telur terbagi atas metoda
jumlah, metoda volumetrik, metoda gravimetrik, dan metoda von bayer (2012).
Menurut
sejarahnya, ikan nila berasal dari Benua Afrika. Jenis ikan ini banyak terdapat
di sungai Nil (Achmad Mujiman, 1986).
Djuhanda
(1981) mengklasifikasikan ikan nila ke dalam kelas Osteichthyes, ordo
Percomorphi, famili Chiclidae, genus Oreochromis, dan spesies Oreochromis
niloticus.
Menurut Susanto (2003)
ciri-ciri dari ikan nila adalah bentuk tubuh pipih ke samping memanjang,
garis vertikal 9-11 buah, garis-garis pada ekor berwarna merah sebanyak 6-12
buah. Pada sirip punggung terdapat juga garis-garis miring. Mata kelihatan
menonjol dan relatif besar, dengan bagian tepi mata berwarna putih. Badan
relatif tebal dan kekar dibanding mujair. Garis lateralis (tengah tubuh)
terputus dan dilanjutkan dengan garis yang terletak ke bawah.
Ikan nila merupakan ikan yang sangat rakus dan pemakan
segala (omnivora) dan bisa hidup diantara dataran rendah dan dataran tinggi,
diair tawar serta diair payau (Soesono, 1984), selanjutnya menurut Susanto
(1987) diperairan bebas, ikan nila memakan plankton, periphyton, dan
tumbuh-tumbuhan lunak.
Pencernaan secara mekanis dimulai dari bagian rongga mulut
yaitu dengan berperannya gigi dalam proses pemotongan dan penggerusan makanan,
kemudian dilanjutkan kebagian lambung dan usus yaitu dengan adanya
gerakan-gerakan (kontraksi otot pada bagian tertentu). Pencernaan secara
mekanik yang terjadi pada lambung dan usus akan terjaidi secara lebih efektif
karena adanya bantuan aktivitas cairan digestif. Pencernaan secara kimiawi
dimulai dibagian dimulai dibagian lambung. Hal ini disebabkan Karena cairan
digestif yang berperan dalam pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan
dibagian lambung. Pencernaan ini selanjutkan disempurnakan oleh usus. Cairan
digestif yang berperan dalam pencernaan dibagian usus berasal dari hati,
pancreas, dan dinding usus itu sendiri, (Affandi Et Al, 1992).


3.1. Waktu dan tempat
Praktikum Biologi perikanan tentang ”Fekunditas dan Analisa isi saluran pencernaan” ini
dilaksanakan pada tanggal 12 November 2018 pada hari senin pada pukul
07.30-10.30 WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2. Alat Dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah baki atau nampan, kain
lap, laporan sementara, buku praktikum, penjepit, tempat objek, gunting bedah,
cawan petri, Gelas ukur, pisau cutter, pipet tetes, mikroskop, penggaris dan
alat tulis. Bahan yang
digunakan pada Praktikum ini adalah ikan nila.
3.3. Metode
Penelitian
Metode
praktikum adalah metode volumetrik dan kemudian diukur
volumenya dengan teknik pemindahan air dengan bantuan gelas ukur. Ambil
sebagian kecil dari ovari itu sebanyak minimal 3 kali ulangan dengan ukuran
yang sama, kemudian hitung jumlah telurnya disetiap pengambilan itu.
3.4. Prosedur
Pratikum
Masukkan telur
kedalam gelas ukur untuk mencari volume ovari, kemudian lihat berapa volume
yang tertera pada gelas ukur tersebut, setelah itu dikeluarkan lagi. Masukkan air
kedalam gelas ukur sebanyak 1 ml, setelah itu masukkan ketiga bagian telur
secara bergantian untuk mencari jumlah rataan telur dari sub sampel ovari. Selanjutnya
untuk mencari jumlah telur dalam ovari yang akan dihitung, maka kita
menggunakan metode volumetrik yang tertera pada buku penuntun.
Prosedur analisis isi saluran pencernaan adalah: lambung
berisi makanan yang telah diawetkan dalam botol film kemudian dikeluarkan
menggunakan pinset, lalu lambung ikan dimasukkan dalam gelas ukur yang telah
diisi aquades sebanyak 10 ml. kemudian catat perubahan tinggi aquades didalam
gelas ukur. Kemudian usus dikeluarkan dari gelas ukur, lalu urut usus untuk
mengeluarkan isi makanannya. Kemudian usus yang telah diurut/kosong, masukkan
kedalam gelas ukur yang berisi aquades 10 ml. kemudian catat lagi perubahan
tinggi aquades, hasil dari pengukuran volume usus isi dengan volume usus kosong
adalah volume makanan ikan. Kemudian encerkan isi saluran pencernaan tersebut
lalu ambil pipet tetes lalu letakkan ke objek glass kemudian amati dibawah
mikroskop binokuler dengan metode sapuan 3 kali ulangan.

4.1. Hasil
Dari
praktikum diperolehlah hasil identifikasi dari ikan yang diamati.
4.1.1
Klasifikasi dan Morfologi
Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis
niloticus) mempunyai
klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Osteichtyes
Ordo :
Percomorphi
Famili
: Cichlidae
Genus
: Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
![]() |
Gambar
1. Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
4.1.2 Fekunditas dan Diameter
Telur Ikan Nila (O. niloticus)

Gambar 2. Gonad dan bagian-bagiannya
Dari hasil pengamatan penghitungan jumlah telur dengan metode volumetrik
diperoleh hasil sebagai berikut : Pada bagian telur sebelah kanan : Anterior
= 221 butir, Tengah
= 336 butir, Posterior = 240
butir, Pada bagian terlur
sebelah kiri :
Anterior
= 159 butir, Tengah
= 211 butir, Posterior = 168
butir. Jumlah rataan
telur = 1335. Dan jumlah
telur dalam ovari yang dihitung adalah 1780 butir.
4.1.3 Analisis Isi Saluran Pencernaan Ikan Nila (O. niloticus)
![]() |
Gambar
3. Usus ikan
Dari hasil pengamatan
saluran pencernaan pada ikan nila sangat panjang membentuk suatu kumparan. Dari
hasil pengukuran didapat data sebagai berikut:
Dari
hasil pengamatan dibawah mikroskop didapat beberapa jenis makanan ikan nila
yaitu jenis A=5, B=10, C=3, D=7 dan E=10. Dan presentase volume satu jenis
makanan adalah 10,76 ml.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Fekunditas dan Diameter
Telur
Batasan fekunditas secara umum
adalah jumlah telur yang terdapat didalam ovari ikan yang sudah matang gonad
dan akan dikeluarkan pada waktu mijah. Untuk mengetahui penyebaran
diameter telur pada gonad dilakukan pengukuran diameter telur dengan cara
mengambil butiran pada bagian anterior, tengah dan posterior ovary kiri dan
kanan.(Pulangan et el,2013)
Nikolsky
(1963) mengatakan bahwa fekunditas adalah semua telur – telur yang akan
dikeluarkan pada waktu pemijahan. Pada praktikum yang praktikan lakukan ukuran
diameter telur pada tiap bagian berbeda, begitu juga dengan jumlah telur yang
mana pada bagian anterior terdapat 593 butir, bagian tengah 1420 butir dan pada
bagian posterior 827 butir. Hal ini disebabkan tingkat kematangan gonad pada
ikan setiap bagian tidak sama, semakin matang gonad ikan maka diameter telurnya
semakin besar karna adanya pembentukan kuning telur begitu juga sebaliknya
semakin rendah tingkat kematangan gonad ikan maka diameter telur semakin kecil.
Selain hal – hal tersesbut ada faktor lain yang bisa mempengaruni jumlah telur
pada ovari ikan yaitu umur / ukuran individu ikan, jenis dan jumlah makanan
yang dimakan, lingkungan tempat ikan itu hidup dan faktor fisiologi tubuh.
Fekunditas sering dihubungkan dengan
panjang dari pada dengan berat, karena panjang penyusutannya relatif kecil
sekali tidak seperti berat yang dapat berkutang dengan mudah. Hal ini
terjadi pada pengambilan sampel secara berulang-ulang harus berhati-hati,
karena apabila ikan yang diambil pada waktu gonad sedang tumbuh hal ini tidak
merupakan pertumbuhan somatik. Jadi disini harus ada perbedaan antara
pertumbuhan somatik dengan pertumbuhan gonad. Ikan-ikan yang tua dan berukuran
besar mempunyai fekunditas relatif kecil. Umumnya fekunditas relatif lebih
besar bila dibandingkan dari pada fekunditas individu.
Menurut Nikolsky (1969), untuk spesies
tertentu, pada umur yang berbeda-beda memperlihatkan fekunditas yang bervariasi
sehubungan dengan persediaan makanan tahunan. Pengaruh ini terjadi juga untuk
individu yang berukuran sama dan dapat pula untuk populasi secara keseluruhan.
Sebagian dari pengaruh tadi mempengaruhi telur dan persediaan telur. Dengan
demikian sekarang jelas bahwa fekundiatas pada ikan berukuran tertentu atau
kelompok tertentu variasinya besar.
4.2.2 Analisis Isi Saluran Pencernaan
Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan
terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi pada
jenis ikan Channa dan Scomber pada organ saluran pencernaan antara lambung dan
intestinumnya terdapat pyloric caeca (saluran buntu) yang berbentuk seperti
tonjolan dan berfungsi untuk memperluas permukaan dinding lambung agar
pencernaan dan penyerapan berjalan dengan sempurna.Saluran pencernaan memiliki
beberapa fungsi yaitu mencernakan makanan yang masuk (secara fisis maupun
mekanis), sebagai transportasi yaitu mengangkut bahan-bahan kimia, pencernaan
chemis (kimiawi) dan menyerap sari-sari makanan.
Susanto (1987), megatakan bahwa ikan
nila merupakan ikan sungai atau danau yang sangat cocok dipelihara pada perairan
yang tenang, kolam maupun reservoir. Toleransi terhadap kadar garam sangat
tinggi, selain pada perairan tawar ikan ini juga sering hidup dan berkembang
pesat pada perairan payau.
Makanan adalah salah satu faktor
biotik yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan insekta. Ketersediaan
makanan yang mencukupi dapat memberikan pertumbuhan yang baik pada insekta,
karena dapat meningkatkan jumlah reproduksi telurnya. Menurut Gillot (1982)
bahwa rata-rata reproduksi telur dan jumlah produksi telur nampak menyolok
karena ketersediaan makanan. Jumlah makanan yang tersedia merupakan pengaturan
yang paling penting dalam kelimpahan insekta.
Ikan nila merupakan ikan yang sangat
rakus dan pemakan segala (omnivora) dan bisa hidup diantara dataran rendah dan
dataran tinggi, diair tawar serta diair payau (Soesono, 1984), selanjutnya
menurut Susanto (1987) diperairan bebas, ikan nila memakan plankton,
periphyton, dan tumbuh-tumbuhan lunak.
Kebiasan makan ikan (food habit)
adalah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan ikan. Didalam suatu perairan
besarnya populasi ikan ditentukan oleh makanan yang tersedia. Mudahnya tersedia
makanan dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan didalam populasi tersebut.
Makanan yang telah digunakan akan mempengaruhi sisa persediaan makanan dan
sebaliknya makanan yang telah diambilnya akan mempengaruhi pertumbuhan serta
keberhasilan hidupnya (effendie, 1998). Soeroto (1988) menyatakan bahwa
kualitas dan kuantitas makanan ikan tergantung pada ketersediaan makanan
tersebut dialam.

5.1.
Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa dalam dalam perhitungan fekunditas dan diameter telur dilakukan beberapa
metode yaitu metode jumlah, metode volumetrik, metode gravimetrik, metode
gabungan dan metode von bayer.
Adapun cara mendapatkan telur telur dari ovary individu ikan
untuk dihitung fekunditasnya adalah telur diambil dari induk ikan betina yang
sudah matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada waktu mijah, kalau ikan
tersebut masih hidup gunakan cara striping atau pengurutan. Dan induk ikan
tersebut dimatikan dan ovary diawetkan dengan formalin.
Untuk pengawetan dilakukan melalui dua cara yakni dengan
menggunakan bahan pengawet yang terdiri atas larutan formalin dan larutan
gilson dan melalui proses pendinginan.
5.2.
Saran
Untuk mendukung kelancaran praktikum di
minggu yang akan datang, diharapkan agar asisten dapat membantu dan membimbing
praktikan dengan
lebih detail lagi. Mudah-mudahan sarana dan prasarana laboratorium lebih
memadai sehingga tujuan dari praktikum lebih terarah dan efisien.

Andy Omar, Bin Sharifuddin. 2010.
Aspek Reproduksi Ikan Nilem, Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842)
di Danau Sidenreng, Sulawesi Selatan. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. Vol.
10 (2): 111-122.
Bagenal,
T. B. dan E. Braum, 1978. Enggs and early Life History, dalam W.E.
Effendie Ichsan Moch, M.Sc, H, Dr,
Prof, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara: Yogyakarta.
Effendie, M. I. 1997.
Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 122 hal.
Kottelat, M., et al. 1993.
Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar
Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition Limited. Munich. Germany.
293 hal.
Nikolsky, G. V. 1963. The Ecology of
Fishes. Translated By L. Birkett. Academic Press.
Nikolsky, G. V. 1969. Theory of Fish Population
Dynamic, as the Biological Bacground of rational Exploitation and the
management of Fishery Resources.
Pulungan et, al. 2003. Kumpulan Hand
Out Kuliah. Mata Ajaran Biologi Perikanan. Laboratorium Biologi Perikanan
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.
Destriyana, 2012. Kapankah waktu
yang tepat untuk memberi makan ikan.
http://www.merdeka.com [14
oktober 2013].
Wijaya, 2008. Ikan disungai musi.
Diakses pada http://www.ceritanet.com
[14 Oktober 2013].

LAMPIRAN
1.
Alat


Penggaris Sarbet


Penghapus Peruncing




1.
Bahan

Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Gonad ikan
Usus ikan
2.
Kegiatan
Praktikum


Pengukuran Usus Pembagian gonad


Isi
pencernaan yang akan diamati bagian-bagian
gonad

Bakteri
didalam isi pencernaan
3.
Perhitungan
Fekunditas
dan Diameter Telur
Vi
= ( n/ Sn) x Vp
Keterangan
:
Vi
= Persentase volume satu jenis makanan
n
= Jumlah satu jenis makanan
∑n
= Jumalah semua jenis makanan
Vp
= Volume makanan ikan.
Vi=
(5/26) 14 + 10
Vi=
10,76 ml
Analisis Isi Saluran Pencernaan
X
: x = V : v
Keterangan
:
X
: Jumlah telur yang akan dicari
X
: Jumlah telur contoh
V
: Volume seluruh gonad
V
: Volume gonad contoh
X= 8/1 x 222,5
X= 1780 butir
Komentar
Posting Komentar