Ikan Paweh
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara teori para ahli memperkirakan
ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami
permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik
laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah
Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara
spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan
dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar
pengklasifikasian (Manda et al,
2005).
Menurut Tim Iktiologi (1989), bahwa
bentuk tubuh ikan bervariasi meskipun demikian mempunyai pola dasar yang sama
yaitu “kepala-badan-ekor” pada umumnya bilateral simetris. Sebagai kekecualian
pada ordo Plauronectiformes yang mempunyai bentuk non bilateral simetris.
Dimana secara garis besar ikan yang ada di alam dikelompokkan menjadi dua yaitu
Agnatha (ikan yang tidak berahang) dan Gnathostomata (ikan yang memiliki
rahang). Secara umum ikan dibagi atas tiga kelas yaitu: Cephalaspidomorphi,
Condrichthyes dan Osteichthyes.
Cephalaspidomorphi, Condrichthyes dan
Osteichthyes dimasukkan ke dalam Pisces, merupakan kelompok hewan yang sangat
besar dan banyak diminati orang, sehingga kelompok hewan ini mendapat perhatian
sebagai bidang ilmu khusus yakni iktiologi. (Romimohtarto, 2005).
Saanin (1984), ikan dari ordo
Heterostomata mempunyai ciri-ciri kepala tidak simetris, kedua mata terletak di
satu sisi dari badan sedangkan kerapu macan, tubuh bilateral simetris, sirip
dada lebih pendek daripada kepala. Garis sisik mempunyai sisik 110-114,
diatasnya 15 sisik dan bercak hitam yang terdapat ditubuhnya.
Kalau diperhatikan dengan lebih seksama
ternyata bentuk tubuh ikan bisa digunakan untuk menduga cara hidup ikan
tersebut. Suatu bentuk tubuh khas yang dimiliki ikan perenang cepat seperti
family Scombridae dan dapat disimpulkan satuan habitat menentukan bentuk tubuh,
cara hidup dan pergerakannya.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan daripada praktikum ini
yaitu untuk dapat menggolongkan suatu spesies ikan, apakah termasuk dalam
golongan Agnatha (ikan yang tidak berahang) atau Gnathostomata (ikan yang
memiliki rahang).
Dan agar dapat menggolongkan bentuk
tubuh spesies ikan yang dijadikan dalam objek praktikum, dengan cara mengamati
morfologi tubuh ikan tersebut.
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh penulis adalah
dapat membedakan ikan yang memiliki rahang (Gnathostomata) dan Agnatha (ikan
yang tidak berahang) sehingga kita dapat menentukan klasifikasi ikan tersebut
dan mempermudah dalam identifikasi suatu spesies ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk tubuh setiap individu ikan
sangat dipengaruhi oleh sistem rangka, sistem otot, dan satuan habitat dimana
ikan tersebut hidup. Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan beserta tampak lintangnya seperti:
Pipih mendatar, bentuk pipih (compressed), pipih (depressed), torpedo
(fusiform), bentuk ular (anguiliform), pipa (filiform), pita (taeniform), panah
(sagitiform), bola (globiform) dan bentuk kepala picak, badan pipih. (Tim
Iktiologi, 1989).
Sebagaian besar spesies ikan yang ada
dipermukaan bumi tergolong ikan bilateral simetris, ada juga beberapa spesies
ikan yang apabila tubuhnya dibelah dua secara membujur maka belahan sebelah
kanan tidak mencerminkan bagian sebelah kiri, seperti pada ikan Sebelah (Psettodes erumei) dan ikan Lidah (Cynoglossus lingua) dimana ikan-ikan
tersebut tergolong non bilateral simetris. (Manda et al, 2005).
Secara garis besar ikan-ikan yang
terdapat di alam dibagi atas dua group seperti: Agnatha dan Gnathostomata. Dari
kedua group tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kelas utama yaitu
Cephalaspidomorphi, Condrichthyes dan Osteichthyes. Dan masing-masing kelas
mempunyai ciri dan karakteristik berbeda.
Romimohtarto (2005), Kelas
Condrichthyes tidak mempunyai tulang yang benar, tetapi terdiri dari tulang
rawan (cartilage), mempunyai rahang kuat, dan mulutnya terdapat di bagian bawah
mulut, celah insang eksternal dan biasanya ada lima pasang. Kelas Osteichthyes
(Telestoi) merupakan ikan yang bertulang karena mempunyai rangka dari bahan
tulang dan sifat lain yang mudah dikenal adalah adanya satu celah insang di
kedua sisi kepala.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum iktiologi ini dilaksanakan
pada hari jum’at, tanggal 27
April 2018 yang dimulai dari pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB. Praktikum ini
diadakan di laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah
nampan sebagai tempat meletakkan sampel, penggaris untuk mengukur TL, Bdh, Hdl.
Buku gambar, pena, pensil untuk alat menggambar objek yang dipraktikumkan.
Sedangkan bahan yang digunakan sebagai
objek praktikum adalah beberapa jenis ikan air laut dan air tawar diantaranya
adalah Ikan
Paweh(Osteochilus hasselti).
3.3. Metode Praktikum
Dalam melakukan praktikum, pengamatan
dan penulisan laporan menggunakan metode secara langsung terhadap ikan yang
dipraktekkan yaitu dengan mengamati bentuk tubuhnya, bentuk mulut, bentuk tubuh
luar tubuh ikan yang menjadi objek praktikum sehingga dapat mengklasifikasikannya
dan menyatakan lingkungan hidupnya. Selain itu praktikum ini berpedoman pada
buku penuntun praktikum iktiologi dan
buku-buku literatur yang berhubungan dengan hasil pengamatan selama praktikum
berlangsung.
3.4. Prosedur Praktikum
Dalam melakukan praktikum ikan yang
dijadikan objek praktikum terlebih dahulu dibersihkan kemudian diletakkan di
atas nampan. Kemudian Amatilah bentuk tubuhnya, mengamati apakah spesies
bilateral simetris atau non bilateral simetris. Lakukanlah pengukuran terhadap
tubuh ikan untuk mengetahui panjang total (TL), tinggi badan (Bdh), panjang
kepala (Hdl), serta pengukuran tehadap bidang-bidang dari tubuh ikan lainnya.
Gambarlah ikan yang dipraktikumkan
dengan memperhatikan
bentuk tubuh, dan ciri-ciri morfologi yang dimilikinya. Selanjutnya
buatlah ciri-cirinya, klasifikasi, dan menyatakan lingkungan hidupnya. Setelah
praktikum selesai dilaksanakan cuci nampan praktikum dan bereskan semua peralatan yang
telah digunakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Dari hasil praktikum ikan-ikan yang
dijadikan objek praktikum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi:
Kingdom:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Osteochilus hasselti |
Gambar 1. Ikan Paweh(Osteochilus hasselti)
4.2. Pembahasan
Mengklasifikasikan
Ikan Paweh (Osteochilus hasselti) kedalam Sub kelas Teleostei, Ordo
Cypriniformes, Famili Cyprindae, Genus Barbodes (KOTTELAT, 1993),
Ikan
Paweh (Osteochilus hasselti) dengan ciri-ciri bentuk tubuh pipih dan
langsing, bilateral simetris, tubuh berwarna kekuning-kuningan sedangkan bagian
siripnya berwarna kemerah-merahan, memiliki sepasang sungut yang pendek
terletak di sudut mulut, kepalanya tumpul, tubuh diliputi sisik, bentuk
mulutnya subterminal, linea lateralis sempurna, siripnya terdiri dari jari-jari
lemah mengeras dan jari-jari lemah.
Ikan-ikan
yang termasuk keluarga Cyprinid nyatanya memiliki bentuk tubuh yang bervariasi
beberapa jenis diantaranya tubuh berbentuk compressed seperti yang terdapat
pada jenis Puntius, Osteochylus dan Amblirychicthys.ikan
Cyprinidae yang memiliki jari-jari lemah yang mengeras dan bergerigi pada
bagian belakangnya hanyalah ikan-ikan yang termasuk pada Genus Puntius. Jumlah
gerigi itu penting artinya untuk membedakan antar spesies yang satu denga yang
lainnya.
Ikan Paweh (Osteochilus
hasselti) dengan ciri-ciri bentuk tubuh pipih dan langsing, bilateral
simetris, tubuh berwarna kekuning-kuningan sedangkan bagian siripnya berwarna
kemerah-merahan, memiliki sepasang sungut yang pendek terletak di sudut mulut,
kepalanya tumpul, tubuh diliputi sisik, bentuk mulutnya subterminal, linea
lateralis sempurna, siripnya terdiri dari jari-jari lemah mengeras dan
jari-jari lemah.
Ikan Paweh (Osteochilus
hasselti) mempunyai bentuk agak memanjang dan pipih,batang ekor separuh
dari tinggi badan.Kepala kecil dan moncong tertutup rapatdan mempunyai dua
pasang sungut,sisik agak besar.Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik
linea lateralis yang ke sepuluh.Sirip
punggung seperti tiang,jari-kari keempat kuat dan gigi ke belakang.Warna tubuh coklat kehijau-hijauan
pada bagian punggung dan berwarna putih di bagian perut,sirip ekor,anus serta
perut berwarna kemerah-merahan.Jari-jari
disokong oleh A.7,D.17.P.9,V.9,C.19 (Delfirahim et el,1997).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan
bahwa ikan yang terdapat di alam mempunyai persamaan dan perbedaan antara satu
dengan yang lainnya, hal itu dapat dilihat dari segi mulut, sirip, hidung,
mata, dan bentuk tubuh ikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi sekali terhadap
aktivitas atau kebiasaan dari pergerakan ikan itu sendiri. Bentuk tubuh setiap
individu ikan sangat dipengaruhi oleh sistem rangka, sistem otot dan satuan habitat
dimana ikan-ikan itu hidup.
Dalam mengidentifikasi ikan harus
memperhatikan sifat-sifat yang terdapat pada ikan. Secara garis besar ikan-ikan
yang terdapat di alam dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu Agnatha (ikan yang
tidak berahang) dan Gnathostomata (ikan yang memiliki rahang)
5.2.
Saran
Demi kelancaran praktikum iktiologi
yang akan datang hendaknya praktikan memahami setidaknya mengerti tentang jenis
ikan yang sedang dipraktikumkan. Hal ini sangat mendukung kelancaran praktikum
di masa akan datang, diharapkan agar asisten dapat membantu dan membimbing
praktikan. Mudah-mudahan sarana dan prasarana laboratorium lebih memadai
sehingga tujuan dari praktikum lebih terarah dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas dan
Soeharmoko. 1997
. Inventarisasi Jenis Ikan Yang
Tertangkap Dengan Jaring Di Kabupaten Bengkalis. Riau.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico. Bandung. 190 hal.
Lagler, K.F.,
J. E. Bardech, R.R. Miller,. D.R. Dassino. 1977. Ichthyologi. Jhon Wiley and
Sons, inc. New York. 506 p.
Manda, R., I.
Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum Ichthyologi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Mustamin, 1997.
Pemijahan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus) Dengan Intervensi Hormon LH-R Analog. Loka Bududaya laut
Batam. Batam. 19 hal.
Romimohtarto, K. 2005. Ilmu Pengetahuan Biota Laut.
Djambatan. Jakarta. 540 hal.
Saanin, H.
1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina Cipta.
Bandung.
Sunyoto. P dan
Mustahal. 1997. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis. Penebar Swadaya. Jakarta. 84
hal.
Tim Iktiologi.
1989. Iktiologi. IPB Fakultas Perikanan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan.
Bogor.
Weber dan L. F
Beaufort, 1931. The Fishes of Indonesia – Australian Archipelago. Laiden
LAMPIRAN
1.
Alat
Penggaris Sarbet
Penghapus Peruncing
Pena Pensil
Tisu Nampan
2. Bahan
Ikan
Paweh (Osteochilus hasselti)
Komentar
Posting Komentar